114
http://hawalah.staiku.ac.id|Ade Tri Putra
Volume 1, Number 3, March 2023
e-ISSN: 2963-301x and p-ISSN: 2963-3435
ANALISIS KEPUTUSAN WISATAWAN BERDASARKAN PERMASALAHAN
PENURUNAN JUMLAH KUNJUNGAN DAN PENDAPATAN RETRIBUSI
OBJEK WISATA TWA GUNUNG PANCAR
Ade Tri Putra
Institut Teknologi Bandung
adetriputra1@gmail.com
KATA KUNCI
Keputusan;
Pemasaran;
Ekonomi Masyarakat
KEYWORDS
Decision-making factors
in visiting;
Marketing;
Economics in
Community
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan wisatawan dalam mengunjungi objek wisata TWA Gunung Pancar dan
dampaknya terhadap penurunan jumlah kunjungan dan pendapatan retribusi.
Penelitian ini menggunakabn metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data
melalui kuesioner yang diberikan kepada wisatawan yang berkunjung ke TWA
Gunung Pancar dengan mengambil sampel sebanyak 110 responden melalui ggole
form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi untuk menentukan faktor
memperkirakan dinamis wisatawan dalam berkunjung 73) seperti penggambaran
objek wisata, pentingnya daerah tujuan dalam mewujudkan pengalaman perjalanan
wisata menajdikan nilai keunikan bagi daya tarik tersebut, tentu dapat memberikan
nilai pertumbuhan ekonomi pada masyarakat lokal yang menyediakan akomodasi
kepada wisatawan yang berkunjung. Penelitian ini digunakan sebagai kajian bahan
pertimbangan wisatawan dalam memutuskan berkunjung ke objek daya tarik Taman
Wisata Alam Gunung Pancar, Kabupaten Bogor, Kabupaten Jawa Barat.
ABSTRACT
This study aims to analyze the factors that influence tourists' decisions in visiting TWA
Gunung Pancar attractions and their impact on decreasing the number of visits and
levy revenue. This study used quantitative methods with data collection techniques
through questionnaires given to tourists visiting TWA Gunung Pancar by taking a
sample of 110 respondents through Google Forms. The results showed that strategies
to determine factors to estimate dynamic tourists in visiting 73) such as the depiction
of tourist attractions, and the importance of destination areas in realizing tourist
travel experiences present a unique value for these attractions, can certainly provide
economic growth value to local communities that provide accommodation to visiting
tourists. This research is used as a study of tourist considerations in deciding to visit
the attraction of Gunung Pancar Nature Tourism Park, Bogor Regency, West Java
Regency.
PENDAHULUAN
Pariwisata Indonesia berusaha keras untuk menarik pengunjung dan mendorong wisatawan untuk
datang. (Nafila, 2013) Menurut statistik BPS, jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia pada 2019
sebanyak 16,1 juta orang, naik 1,88 persen dari 15,8 juta orang pada 2018. Hal ini menunjukkan bahwa
pariwisata memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan nasional (Prabhawati, 2019).
karena juga menghasilkan devisa selain pendapatan. Taman Wisata Reguler Gunung Pancar merupakan
objek wisata di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bogor, Kawasan Madang Babakan Tengah yang
didirikan oleh PT Wana Wisata. PT Wana Wisata merupakan konsesi taman wisata alam yang telah
mendapat kepercayaan dari otoritas publik, khususnya Dinas Cabang Jaga, memiliki keistimewaan hak
pengusahaan wisata seluas 447,5 Ha, melalui Penetapan pada tanggal 8 Februari 1993, sebagaimana
dalam surat nomor 54/KPTS-II/93.
[ Analisis Keputusan Wisatawan Berdasarkan Permasalahan
Penurunan Jumlah Kunjungan dan Pendapatan Retribusi Objek
TWA Gunung Pancar]
Vol. 1, No. 3, 2023
Ade Tri Putra | http://hawalah.staiku.ac.id
115
Tabel 1 Jumlah Kunjungandi TWA unung Pancar 2015-2018
Nusantara
Luar Negeri
Total
78201
334
78535
96761
298
97059
86593
206
86799
64601
181
64782
Data pada tabel ini mengacu pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2018. Dari awal tahun 2015
hingga 2016 telah berkembang. Namun demikian, selama tahun 2016-2018 terjadi peningkatan
produktivitas yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, jika Penerimaan
Negara Bukan Biaya dilihat dari penerimaan TWA Gunung Pancar, diadakan penerimaan terbesar pada
tahun 2016 sebesar Rp. 1.001.706.000, menunjukkan peningkatan yang signifikan antara tahun 2017
dan 2018. Industri travel di TWA Gunung Pancar dimiliki oleh perusahaan multinasional yang dikenal
dengan PERHUTANI (Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya, 1990). Jika berhasil,
maka akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi penduduk. Selain
itu, Nomor Peraturan Negara Bukan Paajak Penerimaan tahun 1997. PNBP merupakan salah satu dari
sedikit Pendapatan Pemerintah Pusat yang tidak meminta retribusi dan mengakui bahwa TWA Gunung
Pancar memiliki tanggung jawab terhadap negara. yang digunakan kembali untuk dikembangkan atau
ditingkatkan, khususnya objek wisata, jadi dengan asumsi objek wisata tetap dikunjungi. atau kenaikan
dan diawasi dengan tepat di lokasi itu (Undang-Undang Tentang Kepariwisataan, 2009). Akan
membangun sebagai pungutan atau bayaran yang dapat menciptakan atau menumbuhkan industri wisata
di TWA Gunung Pancar. Ketertarikan wisatawan terhadap kepopuleran tempat wisata dari segi data
merupakan salah satu variabel dalam menentukan arah sehubungan dengan kemampuan TWA Gunung
Pancar, jika dilihat dari kekhasan yang terdapat pada informasi dasar seperti yang tergambar di atas,
ada banyak elemen yang dapat mempengaruhi perilaku wisatawan. Dalam hal ini pentingnya untuk
mencari tahu bagaimana reaksi wisatawan dengan dikaitkannya pada faktor-faktor pengambilan
keputusan untuk mengunjungi objek wisata TWA Gunung Pancar.
Gambar 1 Penerima Negara Bukan Pajak
Vol. 1, No. 3, 2023
[ Analisis Keputusan Wisatawan Berdasarkan Permasalahan
Penurunan Jumlah Kunjungan dan Pendapatan Retribusi Objek
TWA Gunung Pancar]
116
http://hawalah.staiku.ac.id|Ade Tri Putra
METODE PENELITIAN
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi ekspresif. Berdasarkan penelitian
Priyono (2008) penelitian deskriptif kuantitatif merupakan suatu metode untuk memberikan gambaran
yang lebih mendalam tentang fenomena yang diteliti (Sahir, 2021). Untuk membuat tipologi atau pola
permasalahan berdasarkan variabel yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan pada objek
penelitian, maka peneliti dalam penelitian ini terlebih dahulu melakukan kajian literatur untuk mencari
literatur berupa topik penelitian yang dijadikan sebagai tolak ukur. pemecahan masalah, dan kemudian
dia melakukan observasi di lapangan (Sugiyono, 2017).
Umar mengatakan bahwa target digunakan untuk mendapatkan data berdasarkan perasaan
responden terhadap orang atau benda yang menjadi subjek penelitian (Umar, 2005). Oleh karena itu
para peneliti mengambil wisatawan yang telah melalui kegiatan industri wisata yang dalam penelitian
ini dilakukan di Taman Wisata Alam Gunung Pancar, Kawasan Madang Bababak Tengah, Peraturan
Bogor, Wilayah Jawa Barat dengan skema sebagai berikut.
a. Populasi adalah sekelompok orang dengan kualitas atau karakteristik tertentu. Populasi dengan
jumlah penduduk tetap disebut populasi berhingga, sedangkan populasi dengan jumlah penduduk
tak terhingga disebut populasi tak terhingga (Roflin & Liberty, 2021). Dengan menyebarkan
kuisioner secara online, peneliti menentukan jumlah wisatawan yang pernah berkunjung ke lokasi
tersebut. Karena jumlahnya tidak tetap, maka populasi penelitian ini termasuk dalam kategori tak
terhingga. Melalui google form peneliti membagikan kuesioner kepada responden.
b. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden melalui google form secara online karena
adanya pandemi Covid-19. Dari 23 Mei hingga 10 Juni 2020, 109 angka dibulatkan menjadi 110,
dengan tingkat kepercayaan 75% dan level of sign 5%.
Teknik Pengumpulan Data: Peneliti mengumpulkan data dengan cara berikut untuk jenis studi
deskriptif dan kuantitatif, yang berfokus pada pengambilan keputusan wisatawan ketika terlibat dalam
kegiatan wisata di Taman Wisata Alam Gunung Pancar:
a. Kuesioner Metode pengumpulan data yang menggunakan formulir tertulis dengan pertanyaan
yang diajukan kepada satu individu atau kelompok individu untuk mengumpulkan data dan
tanggapan yang peneliti butuhkan (Yoyo Sudaryo et al., 2019). Pengumpulan data dalam
bentuk online Google Form dengan pertanyaan tertutup untuk memudahkan responden mengisi
kuesioner di rumah. Penelitian ini juga pada orang yang menjalankan study di Institut Pertanian
Bogor, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Pamulang, dan Universitas Pakuan
Bogor, dll.
b. Dokumentasi: dokumentasi mengacu pada proses dimana teknik pengumpulan data diperoleh
dari catatan atau dokumen yang tersimpan sebelumnya (Usman & Akbar, 2008). Dikarenakan
adanya pandemi Covid-19, maka penelitian ini menggunakan data yang tersimpan terkait
dengan objek wisata TWA Gunung Pancar, dengan beberapa kendala data pada lokus
penelitian.
c. Studi Literatur: Studi literatur dapat membantu penelitian ini dengan menghasilkan teori-teori
berguna yang dapat digunakan dalam studi-studi selanjutnya. Selain itu, diperoleh juga data
sekunder yang akurat atau berkaitan dengan keputusan wisatawan harus dicari.
Analisa Data : Analisis data memerlukan pemilihan statistik uji yang tepat, pengelolaan data
mentah ke dalam format yang sesuai dengan menggunakan komputer, dan penyajian data dalam
berbagai bagan, grafik, tabel, atau gambar untuk meringkas aspek atau karakteristik sebagai statistik
deskriptif dengan bantuan program perangkat lunak. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mengajukan
pertanyaan dalam bentuk kuesioner, seperti “Apakah kondisi lingkungan fisik terjaga dan terlindungi?
Setiap pertanyaan kemudian diberi nilai skala likert 1 sampai 5 yang nantinya akan diolah menggunakan
SPSS sebagai prosedur analisis ini.
[ Analisis Keputusan Wisatawan Berdasarkan Permasalahan
Penurunan Jumlah Kunjungan dan Pendapatan Retribusi Objek
TWA Gunung Pancar]
Vol. 1, No. 3, 2023
Ade Tri Putra | http://hawalah.staiku.ac.id
117
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam konsep pengambilan keputusan wisatawan, peneliti mengajukan pertanyaan untuk melihat
tanggapan dari faktor keputusan yang diambil dari konsep tersebut. Hal ini ditunjukan bahwa ketika
wisatawan mengunjungi destinasi TWA Gunung Pancar memiliki kebutuhan dan keinginan yang
berbeda-beda seperti karakteristik wisatawan, kesadaran akan manfaat perjalanan, gambaran perjalanan
wisatawan dan keunggulan daya tarik objek wisata. Peneliti mengambil 110 sampel dan mendapatkan
jawaban yang berbeda- beda ketika wisatawan mengunjungi destinasi tersebut yang nantinya
pembahasan ini dapat memberikanacuan permasalahan yang secara spesifik dapat dijelaskan oleh
peneliti dari tanggapan responden melalui Google Form. Terdapat 4 Sub indikator pilihan ganda dan 14
Sub indikator pembobotan skala likert. Berikut diuraikan dalam subbab dibawah ini.
Faktor Karakteristik Wisatawan
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana faktor karakteristik wisatawan mempengengaruhi
keputusan wisatawan dalam berkunjung.
Tabel 2 Faktor Karakteristik Wisatawan
Sub Indikator
STS
TS
CS
S
S
Hasil
Saya tertarik mengunjungi
destinasi TWA, karena tidak ada
hambatan keuangan
-
10
57
236
135
438
Biaya masuk
TWA sesuai dengan fasilitas dan
manfaat yang ada
-
12
51
212
170
445
Berdasarkan tabel tanggapan karakteristik wisatawan dari paparan sebelumnya dapat diketahui
total nilai dari indikator seperti : karakteristik sosial ekonomi dan karakteriatik perilaku (Prayitno,
2008). Untuk karakteristik sosial ekonomi seperti hambatan keuangan mengunjungi TWA Gunung
Pancar paling banyak menjawab setuju 53,6 % dengan skor 438 bahwa mereka tidak ada hambatan
dalam pembelian harga tiket masuk TWA yang sesuai dengan manfaat dalam kegiatan yang ada ketika
melakukan aktivitas didalamnya dan biaya masuk sesuai dengan manfaat yang ada sebesar 445 dengan
menjawab setuju. Sedangkan untuk karakteristik perilaku sebagian besar mengatakan mereka
mengunjungi destinasi TWA Gunung Pancar sebagai tujuan berwisata 79 % dan paling sedikit
melakukan tujuan penelitian sekitar 4 % dan berbisnis 5 %, padahal seharusnya objek wisata ini bisa
memanfaatkan lahan yang cukup luas outdoor dengan memperlihatkan pemandangan bukit yang indah
dan asri, untuk meningkatkan peluang unit pengelola kepada wisatawan, hanya saja unit pengelola
Motivasi Berkunjung Ke TWA Gunung Pancar
Berbisnis
5%
Bertemu Kerabat
22%
Penelitian
4%
Berwisata
79%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Gambar 2 Motivasi berkunjung ke TWA Gunung Pancar
Vol. 1, No. 3, 2023
[ Analisis Keputusan Wisatawan Berdasarkan Permasalahan
Penurunan Jumlah Kunjungan dan Pendapatan Retribusi Objek
TWA Gunung Pancar]
118
http://hawalah.staiku.ac.id|Ade Tri Putra
mengutamakan indoor konvensi sebagai tujuan wisatawan untuk menyewa ruang dalam melakukan
aktivitas berbisni
Faktor Kesadaran Akan Manfaat Perjalanan
Tabel 3 Faktor Kesadaran Akan Manfaat Perjalanan
Sub Indikator
STS
TS
CS
S
SS
Hasil
Mengunjungi Destinasi
TWA Karena Aktivitas
Kegiatannya Sesuai Apa
Yang Saya Harapkan
-
8
87
216
115
426
Gambar 4Tujuan Memutuskan Berkunjung ke TWA
Berdasarkan faktor kesadaran akan manfaat perjalanan diketahui total nilai indikator seperti:
pengetahuan terhadap destinasi dan citra objek destinasi (Anggriawan et al., 2018). Bahwa responden
selanjutnya dengan jawaban mendominasi yaitu bahwa mereka mengunjungi destinasi TWA Gunung
Pancar sebagai tujuan utama perjalanan mereka 41, 8% dan sebagai tujuan berikutnya dalam perjalanan
sebesar 36,4%. Lalu, untuk indikator citra destinasi jawaban responden mengenai TWA Gunung Pancar
karena produk/kegiatan wisata sesuai harapan sebagian besar menjawab setuju sebesar 49,1% dengan
total skor 426 sesuai dengan keinginan atau harapan bahwa, mereka senang ketika berkunjung ke
destinasi tersebut. Untuk pengetahuan terhadap destinasi seperti informasi yang didapat ketika
mengunjungi destinasi TWA Gunung Pancar. Selanjutnya yaitu pada gambar 3 dan 4 menunjukan
responden menjawab mendapatkan informasi lisan dari (kelurga, saudara, teman dan sekolah dll)
1
12
9
37
42
0 10 20 30 40 50
Lain-lain
Hanya untuk melihat
Transit
Tujuan Berikutnya
Tujuan Utama
Tujuan Berkunjung (%)
Tujuan Berkunjung (%)
Darimana Anda Mengetahui
Informasi TWA
Lain-lain
Biro Perjalanan
Informasi Lisan
Elektronik
Media Cetak
8%
2%
54%
26%
10%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Gambar 3 Informasi Destinasi Wisata
[ Analisis Keputusan Wisatawan Berdasarkan Permasalahan
Penurunan Jumlah Kunjungan dan Pendapatan Retribusi Objek
TWA Gunung Pancar]
Vol. 1, No. 3, 2023
Ade Tri Putra | http://hawalah.staiku.ac.id
119
sebesar 54 % dibandingkan mereka mendapatkan informasi dari media elektronik dan media cetak yang
belum diketahui oleh banyak responden dalam memutuskan mengunjungi destinasi wisata. Dan tujuan
utama berkunjung ke TWA Gunung Pancar yaitu ke Hutan Pinus sebagian besar responden menjawab
36% dan Camping Ground sebesar 23% minat wisatawan berkunjung ke destinasi wisata alam Dan
agenda kunjungan ke TWA sebagai tujuan utama sebesar 42%
Faktor Gambaran Perjalanan
Tabel 4 Faktor Gambar Perjalanan
Sub Indikator
STS
TS
CS
S
SS
Hasil
Saya merasakan perjalanan terlalu jauh
menuju TWA
6
16
96
156
125
399
SayaI ingin berlama-lama melakukan aktivitas
yang ditawarkan TWA
-
30
84
200
110
414
Biaya yang saya keluarkan selama perjalanan
menuju TWA terlalu Mahal
(Konsumsi/Transport)
6
60
96
92
95
349
Mengunjungi TWA karena tidak ada
hambatan kemacetan selama perjalanan
11
96
69
100
15
291
Mengunjungi TWA tawaran paket dari biro
perjalanan
14
106
63
68
25
276
Berdasarkan tabel tanggapan wisatawan dari paparan sebelumnya dapat di ketahui total nilai dari
indikator seperti : jarak, lama tinggal, kendala biaya/waktu, bayangan atau resiko ketidakpastian
berwisata dan tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan. Untuk jarak terdapat 39 responden atau
35,5 % mengatakan setuju bahwa mereka merasakan terlalu jauh untuk mengunjungi destinasi tersebut
dengan skor 399. Selanjutnya terdapat 50 responden atau 45,5 % dengan skor 414, mengatakan setuju
bahwa mereka ingin berlama-lama melakukan aktivitas yang ada didalamnya tetapi dengan tujuan
mendominasi pada aktivitas berfoto-foto di hutan pinus dan camping ground. Sedangkan untuk biaya
transport dan konsumsi selama di perjalanan mengatakan tidak setuju menjadi alasan atau hambatan
bagi mereka ketika berkunjung di TWA Gunung Pancar. Tapi yang menjadi kendala bagi responden
yang menjawab tidak setuju sebesar 43,6% bahwa tidak ada kemacetan di daerah destinasi tersebut
dengan skor sebesar 291. Dan selanjutya responden menjawab bahwa mereka tidak ada tawaran dari
biro perjalanan atau paket terkait wisata di destinasi TWA Gunung Pancar sebesar 48,2 % responden
dengan skor paling minim di antara indikator lainnuya sebanyak 276.
Faktor Keunggulan Daerah
Tabel 5 Faktor Keunggulan Daerah
Sub Indikator
S T S
TS
C S
S
SS
Has il
Kualitas layanan objek
wisata
1
6
90
216
110
423
Kondisi fisik TWA
terjaga dan terlindungi
2
34
93
172
85
386
Mengunjungi TWA
karena tidak ada konflik
atau masalah politik
yang menghambat
kegiatan wisata
2
8
60
212
155
437
Pengunjung Jalan objek
wisata tersedia
1
36
102
168
75
382
Vol. 1, No. 3, 2023
[ Analisis Keputusan Wisatawan Berdasarkan Permasalahan
Penurunan Jumlah Kunjungan dan Pendapatan Retribusi Objek
TWA Gunung Pancar]
120
http://hawalah.staiku.ac.id|Ade Tri Putra
Kualitas jalan objek
wisata TWA kondisi
baik
13
88
78
80
45
304
Mengunjungi objek
wisata karena
masyarakat ramah
kepada wisatawan
-
12
87
156
180
435
Berdasarkan keunggulan daerah tarik tujuan wisata dapat diketahui total nilai indikator
seperti : sifat atraksi, kualitas layanan, kondisi lingkungan, situasi politik, aksesibilitas dan
perilaku masyarakat local. Diketahui responden mengatakan bahwa mereka lebih menyukai
aktivitas berfoto- foto di hutan pinus dan camping ground sebagai daya tarik selama melakukan
aktivitas di TWA Gunung Pancar padahal, di objek wisata ini memiliki banyak potensi kegiatan
yang bisa dilakukan seperti hiking sebanyak 6% dan wisata pagelaran 6 % yang memiliki nilai
terendah dalam pengetahuan objek wisata dipenelitian ini.
Kemudian responden mengatakan setuju pada kualitas layanan dan petunjuk arah objek
wisata yang di sediakan di destinasi wisata ini terkelola dengan baik. Juga kondisi lingkungan
fisik terjaga dan terlindungi dalam pengelolaan objek wisata dengan skor 386 yang artinya
setuju dikelola dengan baik. Juga untuk kondisi politik dan masalah di daerah sekitar TWA
Gunung Pancar setuju tidak menjadi hambatan wisatawan dalam melakukan aktivitas
didalamnya dengan skor 437. Untuk Perilaku masyarakat lokal sebagian besar wisatawan yang
mengunjungi merasakan keramahtamahan dari masyarakat lokal yang merasa senang
kedatangan wisatawan (Handayani & Sari, 2021). Sedangkan yang menjadi kendala wisatawan
yaitu pada kualitas jalan destinasi wisata ini responden menjawab perlu di perbaiki oleh
pengelola destinasi wisata yang menjadi acuan peneliti dalam memberikan rekomendasi
kepada pihak pengelola karena ketidaknyaman ketika melewati, mulai dari pintu masuk sampai
ke objek wisata pemandian air panas dengan skor 304 yang merupakan skor terendah untuk
fakor keunggulan objek wisata.
Tujuan Memutuskan Berkunjung ke
TWA
Wisata Konvensi
Pemandian Air Panas Wisata
Pagelaran
Hiking
Camping Ground Hutan
Pinus
14%
16%
6%
6%
23%
36%
0% 10% 20% 30% 40%
Gambar 5 Tujuan memutuskan berkunjung ke TWA
[ Analisis Keputusan Wisatawan Berdasarkan Permasalahan
Penurunan Jumlah Kunjungan dan Pendapatan Retribusi Objek
TWA Gunung Pancar]
Vol. 1, No. 3, 2023
Ade Tri Putra | http://hawalah.staiku.ac.id
121
KESIMPULAN
Dalam kesimpulan penelitian ini pada aspek keputusan wisatawan terdapat 4 faktor yaitu:
karakteristik wisatawan, kesadaran manfaat perjalanan, gambaran perjalanan dan keunggulan daya tarik
wisata. Untuk sub indikator tertinggi berada pada faktor karakteristik wisatawan pada sub indikator
biaya masuk sesuai dengan fasilitas dan manfaat yang ada pada nilai mean 4,04 atau skor 445 dengan
motivasi tujuan untuk berwisata. Sedangkan untuk indikator terendah berada pada faktor gambaran
perjalanan pada sub indikator tawaran paket biro perjalanandengan nilai mean 2,50 atau skor 276 yang
memang belum dirasakan oleh wisatawan ketika mereka mengunjungi destinasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anggriawan, Y. N., Dewi, L. G. L. K., & Suardana, I. W. (2018). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Wisatawan Domestik untuk Berbelanja di Pusat
Oleh-oleh Erlangga 2, DenpasarBali. Jurnal Analisis Pariwisata ISSN, 1410, 3729.
Google Scholar
Handayani, F. A., & Sari, A. M. (2021). Karakteristik Wisatawan Asia Timur yang Berkunjung
ke Yogyakarta. Jurnal Pariwisata Terapan, 5(1), 7483. Google Scholar
Nafila, O. (2013). Peran Komunitas Kreatif dalam Pengembangan Pariwisata Budaya di Situs
Megalitikum Gunung Padang. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 24(1), 6580.
Google Scholar
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Pub. L. No. 5, Derektorat
Kehutanan (1990). Google Scholar
Undang Undang tentang Kepariwisataan, Pub. L. No. 10, Direktorat Jenderal Hukum dan HAM
(2009). Google Scholar
Prabhawati, A. (2019). Upaya Indonesia dalam Meningkatkan Kualitas Pariwisata Budaya
Melalui Diplomasi Kebudayaan. Journal of Tourism and Creativity, 2(2). Google Scholar
Prayitno, D. (2008). Partisipasi Masyarakat dalam Implementasi Kebijakan Pemerintah.
Universitas Dipenogoro. Google Scholar
Roflin, E., & Liberty, I. A. (2021). Populasi, Sampel, Variabel dalam penelitian kedokteran.
Penerbit NEM. Google Scholar
Sahir, S. H. (2021). Metodologi penelitian. KBM Indonesia. Google Scholar
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. In Alfabeta. Alfabeta.
Google Scholar
Suharsaputra, U. (2012). Metode penelitian: kuantitatif, kualitatif, dan tindakan. Google
Scholar
Umar, H. (2005). Manajemen Strategi. Erlangga. Jakarta. Google Scholar
Vol. 1, No. 3, 2023
[ Analisis Keputusan Wisatawan Berdasarkan Permasalahan
Penurunan Jumlah Kunjungan dan Pendapatan Retribusi Objek
TWA Gunung Pancar]
122
http://hawalah.staiku.ac.id|Ade Tri Putra
Usman, H., & Akbar, P. S. (2008). Metodologi Penelitian Sosial (Edisi 2). Jakarta. PT. Bumi
Aksara. Google Scholar
Yoyo Sudaryo, S. E., MM, A., Efi, N. A. S., R Adam Medidjati, S. E., & Hadiana, A. (2019).
Metode Penelitian Survei Online dengan Google Forms. Penerbit Andi. Google Scholar
Copyright holders:
Ade Tri Putra (2023)
First publication right:
Hawalah Kajian Ilmu Manajemen, Ekonomi dan Bisnis
This article is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International